Sinopsis
Contents
- Line
- Scatterplots
- Bar
- Histograms
- Pie
Grafik Line
Merupakan jenis grafik berbentuk titik yang dihubungkan oleh garis-garis, dengan function umumnya yaitu
plot(v,type,col,xlab,ylab)
- v : variabel berbentuk vector
- type : jenis plot yaitu p-point, I-line, o-jenis plot line dan point
- xlab : label sumbu x
- ylab : label sumbu y
- main : judul
- col : warna/color
Contoh penggunanaan grafik plot
# data penjualan x <- c(40,23,10,5,6,9) # grafik line plot(x,type = 'o', col = 'red', xlab = 'hari ke ', ylab = 'penjualan', main = 'Data penjualan komoditas beras')
Menggabungkan Grafik
Kalian juga bisa menggabungkan 2 grafik menjadi satu agar terlihat hasilnya menggunakan perintah dengan bentuk perintahnya yaitu
lines(v, type, col)
Contoh penggunaan perintah
# data penjualan x <-c(40,23,10,5,6,9) x2 <-c(12,20,8,9,10,20) # grafik line plot(x,type = 'o', col = 'red', xlab = 'hari ke ', ylab = 'penjualan', main = 'Data penjualan komoditas beras') lines(x2,type = 'o', col = 'blue')
Membuat Legend
Kalian bisa menambahkan informasi grafik seperti dengan perintah umumnya yaitu
legend(x, y=NULL, legend, fill, col, bg)
- x and y : lokasi x dan y posisi legend
- legend : informasi legend
- fill : pengaturan legend seperti color box, line box
- col : pengaturan warna
- bg : warna background
Contoh penggunaannya
# data penjualan x <-c(40,23,10,5,6,9) x2 <-c(12,20,8,9,10,20) # grafik line plot(x,type = 'o', col='red',xlab = 'hari ke ', ylab = 'penjualan', main = 'Data penjualan komoditas beras') lines(x2,type = 'o',col='blue') legend(2,35, legend=c('IR-64', 'IR-32'),col=c('red', 'blue'),lty=1:2, cex=0.8,)
Grafik Scatterplots
Grafik jenis ini biasa disebut dengan diagram sebar/tebar digunakan untuk melihat sebaran data sehingga membutuhkan pasangan 2 data/sumbu yaitu x dan y. Bentuk umum scatter sama dengan line hanya saja ditambah argument y
plot(x, y, main, xlab, ylab, xlim, ylim, axes)
- x : variabel berbentuk vector pada sumbu x
- y : variabel berbentuk vector pada sumbu y
- xlab : label sumbu x
- ylab : label sumbu y
- main : judul
- xlim : batasan nilai sumbu x
- ylim : batasan nilai sumbu y
Sekalian yuk setelah kalian pelajari https://softscients.com/2020/03/21/buku-belajar-dasar-dasar-statistika-dengan-r-dataset-default-di-r/, kita coba loading dataset yaitu iris
data(iris) head(iris,4) plot(iris$Sepal.Length,iris$Petal.Length,main='Iris data')
hasil
Sepal.Length Sepal.Width Petal.Length Petal.Width Species 1 5.1 3.5 1.4 0.2 setosa 2 4.9 3.0 1.4 0.2 setosa 3 4.7 3.2 1.3 0.2 setosa 4 4.6 3.1 1.5 0.2 setosa
Sayangnya sih tidak bisa kalian gabungkan 2 scatter menjadi satu (kalian butuh library ggplot) sehingga kalian bila ingin melihat sebaran Species yaitu iris, versicolor, virginica harus dilakukan satu persatu seperti pembahasan selanjutnya.
Menampilkan Beberapa Grafik Sekaligus
Untuk menampilkan beberapa plot sekaligus, misalkan disusun menjadi 3 kolom menggunakan perintah
par(mfrow= c(nrows, ncols)
Dengan c adalah vector yang berisi informasi susunan plot, mari kita buat sebaran data pada Species yaitu iris, versicolor, virginica (oiya kalian harus pelajari mengenai slicing data frame) kalau belum paham cara menyeleksi data frame berdasarkan indexnya
data(iris) par(mfrow=c(1,3)) plot(iris$Sepal.Length[iris$Species=='setosa'],iris$Petal.Length[iris$Species=='setosa'],xlab='sepal',ylab='petal',col='red',main='Iris data Setosa') plot(iris$Sepal.Length[iris$Species=='versicolor'],iris$Petal.Length[iris$Species=='versicolor'],xlab='sepal',ylab='petal',col='green',main='Iris data Versicolor') plot(iris$Sepal.Length[iris$Species=='virginica'],iris$Petal.Length[iris$Species=='virginica'],xlab='sepal',ylab='petal',col='blue',main='Iris data Virginica')
Grafik Bar
Jenis grafik ini digunakan untuk membandingkan ketinggian/nilai jenis, dengan bentuk function umumnya yaitu
barplot(H, names.arg,xlab,ylab,main,col)
- H : variabel berbentuk vector
- names.arg: keterangan bar
- xlab : label sumbu x
- ylab : label sumbu y
- main : judul
- col : warna/color
Contoh kita akan menggambarkan volume penjualan merk air minum mineral
# data penjualan penjualan <- c(40,23,10,12,20) produk <-c('aqua','vit','le minerale','club','pure life') barplot(penjualan,names.arg = produk,xlab='produk',ylab='penjualan',col='blue',main='Penjualan AMDK',border='black')
Grafik Stacking Bar
Stacking bar bisa kalian gunakan dengan melibatkan matrix, contohnya kita ingin membandingkan penjualan air minum di 2 toko.
toko <- c('Giant','Indomaret') colors = c('green','orange') penjualan <- matrix(c(40,23,10,12,20,35,20,5,17,18),nrow=2,ncol=5) produk <-c('aqua','vit','le minerale','club','pure life') barplot(penjualan, main = 'Penjualan AMDK di Toko', names.arg = produk, xlab = 'produk', ylab = 'penjualan', col = colors) legend('topright', toko, cex = 1.2, fill = colors)
Nah kalau ini sangat terlihat jelas, misalkan Aqua penjualan terbesar di toko Giant, sedangkan penjualan le minerale terbesar ada di toko indomaret.
Grafik Histograms
Jenis grafik ini mempunyai tampilan seperti Bar hanya saja berbeda tujuannya yaitu untuk melihat frekuensi kemunculan setiap data. Misalkan kalian punya data berikut
x = c(1,1,1,2,3,3,2,1,5)
Untuk menghitung jumlah kemunculan angka 1,2,3,4,5 maka gunakan perintah table
table(x)
hasil
x 1 2 3 5 4 2 2 1
Artinya angka 1 muncul sebanyak 4 kali, angka 2 muncul sebanyak 2 kali dan seterusnya. Biasanya grafik frekuensi digunakan untuk melihat sebaran/jenis distribusi data, misalkan dipakai dalam analisis gugus kendali mutu mengenai produk yang mengalami kecacatan, uji sampling pada proses produksi. Function umum untuk histogram yaitu
hist(v,main,xlab,ylab,xlim,ylim,breaks,col,border)
- v : variabel berbentuk vector
- main : judul
- names.arg: keterangan bar
- xlab : label sumbu x
- ylab : label sumbu y
- col : warna/color
- border: warna tepi
- xlim : batasan nilai sumbu x
- ylim : batasan nilai sumbu y
- breaks: untuk menentukan lebar
Kita coba saja histogramnya seperti dibawah ini, xlim = c(1,5) mengikuti jumlah rentang nilai 1 sampai dengan 5, ylim = c(0,4) mengikuti jumlah frekuensi yang muncul dari 0 sampai 4.
x = c(1,1,1,2,3,3,2,1,5) hist(x,xlab = 'nilai',ylab='frekuensi',col = 'yellow',border = 'black',xlim = c(1,5),ylim = c(0,4),main='Histogram X')
Grafik Phi
Grafik Pie biasa digunakan untuk memvisualisasikan proporsi objek dalam skala persentase dengan bentuk umum
pie(x, labels, radius, main, col, clockwise)
- x : variabel berbentuk vector
- main : judul
- labels: keterangan
- col : warna/color
- clockwise : opsi untuk mengindikasikan visualisasi searah jarum jam atau sebaliknya.
Contoh penggunaannya
x <- c(21, 62, 10, 53) labels <- c('SMA','S1','S2','S3') pie(x, labels, main ='Proporsi Data Pengunjung', col = rainbow(length(x))) legend('topright', labels, cex = 0.8, fill = rainbow(length(x)))
Sangat terlihat bahwa pengunjung paling banyak adalah S1