Masa Depan Pendidikan: Sertifikat Online atau Gelar Akademik?
Era pandemi sungguh dahsyat sampai-sampai ada era peradaban baru bernama Era New Normal, banyak hal telah berubah seperti interaksi sosial. Bahkan masa depan pendidikan banyak berubah. Pendidikan jarak jauh, tumbuh suburnya training online menimbulkan pertanyaan Masa Depan Pendidikan: Sertifikat Online atau Gelar Akademik? Kita akan cari tahu Mengapa sertifikat online adalah masa depan pendidikan.
Ingatan saya kembali pada saat masa-masa kuliah di UGM untuk meraih gelar sarjana, saat itu saya butuh 4.3 tahun untuk menyelesaikan jenjang kuliah. Bahkan saat ini dengan maraknya data science, saya juga telah banyak belajar secara online dan membaca belasan buku digital untuk sekedar aktualisasi diri agar tidak ketinggalan perkembangan ilmu dan pengetahuan yang begitu cepat sekali berkembang.
Namun untuk saat ini (2021) meskipun pendidikan akademis dan gelar akan berharga untuk waktu yang lama, sertifikat online akan menggantikannya dalam hal popularitas dan pada akhirnya akan mendapatkan lebih banyak tempat dibeberapa perusahaan terutama di masa-masa pandemi saat ini, ntah kapan akan selesai selain itu setidaknya ada 3 alasan utama mengenai Masa Depan Pendidikan: Sertifikat Online atau Gelar Akademik?
- Transformasi Digital – Digital Transformation
- Demokratisasi Pendidikan – The Democratization of Education
- Sistem Pendidikan Terdesentralisasi – The Decentralized Education System
1. Digital Transformation
Transformasi digital/Digital Transformation di berbagai industri dan gaya hidup manusia memiliki satu konsekuensi besar, yaitu peningkatan laju perubahan. Sangat mudah dan murah untuk melakukan perubahan di dunia digital dan melihat atau memodelkan konsekuensinya. Ketika teknologi berkembang begitu cepat, permintaan akan keahlian juga berubah. Bagi orang yang mencari pekerjaan, itu berarti menjadi terspesialisasi dalam waktu singkat sangat penting. Industri dan pasar kerja tidak akan menunggu 4 atau 14 tahun bagi kalian untuk mendapatkan gelar akademis dan mempelajari teknologi yang sudah ketinggalan zaman. Misalkan perubahan moda transportasi seperti Gojek, ruko megah diganti dengan marketplace seperti tokopedia, lazada, butik-butik cantik diganti dengan zalora, bimbel diganti dengan ruangguru.com, bioskop diganti dengan netflix, toko buku diganti dengan amazon. Semuanya dengan teknologi akan terjadi shifting, saya masih suka sekali baca buku karangan Rhenald Kasali dengan judul buku the Great Shifting series on disruption.
2. The Democratization of Education
Pendidikan itu mahal, kita cukup beruntung tinggal di indonesia karena tumbuh suburnya Sekolah Tinggi, Universitas Swasta, dan politeknik. Coba kalau kuliah di singapura, jerman dan yang lainnya. Kalian wajib membuktikan diri dengan “rekening deposito” bahwa sanggup membayar biaya selama kuliah berlangsung dan tidak ada ceritanya mahasiswa keluar/DO gara-gara tidak punya uang buat bayar kuliah.
Maka beberapa ditempat kuliah negeri, maka bila benar-benar niat kuliah setidaknya punya tabungan yang cukup ataupun bekerja terlebih dahulu untuk mengumpulkan setoran. Apalagi pada tempat kuliah tertentu mewajibkan adanya asuransi untuk setiap mahasiswanya. Beda sekali di Indonesia lho, kita masih cukup beruntung nggak kayak gitu. Bisa-bisa bangkrut ortu kita.
Dibandingkan dengan gelar akademis, sertifikat online lebih terjangkau dan dapat diakses oleh siapa saja. Selain itu, lamanya pendidikan akademis memaksa anak muda yang rentan untuk menyerah pada impiannya alias bisa menjadi mahasiswa abadi, 7 tahun bertapa di universitas!
Program pendidikan singkat terfokus, seperti program sertifikat online, dapat membantu orang-orang ini memasuki pasar kerja lebih awal dan dengan beban keuangan yang lebih sedikit. Pendidikan semacam ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengurangi ketimpangan pendapatan dan kekayaan. Tugas dari pemerintah cukup mudah yaitu memberikan Standar Pelayanan agar para penyelanggara program online mempunyai aturan baku dan hasil sertifikat diakui.
3. Decentralized Education System
Dunia sedang bergerak menuju sistem desentralisasi. Kami melihat pergerakan seperti itu di dunia keuangan dengan cryptocurrency. Diharapkan sistem pendidikan juga mengikuti tren ini dan menjadi sistem yang terdesentralisasi. Artinya, siswa tidak perlu lulus dari perguruan tinggi atau universitas tertentu untuk semua yang mereka pelajari. Jika kita dapat mempelajari topik yang berbeda dari pendidik terbaik, mengapa tidak? hal ini tidak mungkin tercapai jika hanya dengan sistem akademik terpusat. Bayangkan sistem pendidikan terdesentralisasi yang memungkinkan kalian belajar pemrograman dari Google, banyak koq kelas-kelas gratis seperti www.udemy.com. Bahkan saya banyak koq menulis artikel di blog ini yang bisa kalian pelajari dengan gratis tanpa dipungut biaya.
Jadi apakah Masa Depan Pendidikan: Sertifikat Online atau Gelar Akademik? menurut kalian gimana?
ref:
https://medium.com